Sabtu, 04 Oktober 2014

HARI RAYA KORBAN DAN PENGHAPUSAN KEKUASAAN ALTAR




Bagi tiap ummat Kami tetapkan upacara ( menyembelih korban ) supaya mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang Ia berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa. Maka berserahlah kamu kepada-Nya, dan sampaikan kabar gembira kepada orang yang merendahkan diri ( di depan Tuhan). Al Qur'an Surat 22 Al Hajj 34.

Bukanlah dagingnya dan bukan pula darahnya yang sampai kepada Allah. Tapi yang sampai kepada-Nya ialah pengabdianmu.  Demikianlah Ia menundukannya kepadamu, supaya kamu memuliakan Allah, karena bimbingan-Nya kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang berbuat kebaikan. Al Qur'an Surat 22 Al Hajj 37

Dua ayat diatas dan kisah pengorbanan Ismail oleh Ibrahim yang di interupsi oleh Allah SWT ( lihat Surat 37 As-Saffat ayat 100 hingga 109) sebenarnya bukan sekedar kisah keteladanan  kepatuhan tak bersyarat dari  nabi Ibrahim a.s. dan nabi Ismail a.s.  terhadap Allah SWT namun lebih dari itu adalah suatu penegasan  langsung dari Allah bahwa pengorbanan (binatang sembelihan apalagi manusia) untuk persembahan kepada Allah SWT sebenarnya tidak akan mencapai Allah  kecuali pengabdiannya dalam melakukannya. 

Persembahan sajian diatas batu-batu  memang  harus dijauhi seperti firman Allah :

Hai orang beriman, Khamar dan maisir, sajian yang diletakan diatas batu-batu ( untuk berhala) , dan panah-panah ramalan, hanya barang barang keji buatan syaitan . Karena itu jauhilah supaya kamu beroleh kejayaan.( Al Qur'an Surat 5  Al Maidah ayat 90)

Sebuah tempat persembahan masa lalu yang beberapa tahun yang lalu 
ditemukan secara tidak sengaja di kampus Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Yang dimaksud dengan sajian yang diletakan diatas batu-batu ( Al Ansab) memang tak lain adalah yang dikenal sebagai altar atau/dan tiang-tiang batu dan kalau kita mencermati ritual-ritual yang pernah ada pusatnya selalu adalah altar. Di awal awal sejarah manusia juga sudah dikenal persembahan korban seperti tertuang dalam Firman Allah lainnya:

Dan diceritakan kepada mereka kisah dua putera Adam-( Habil dan Qabil) - dengan sebenarnya. Ketika mereka mempersembahkan korban, lalu diterima dari yang seorang ( yakni Habil), tapi tidak diterima dari yang lain ( yakni Qabil). Berkata Qabil, "akan kubunuh kau". Menjawab Habil " Allah hanya menerima (korban) dari yang takwa ( kepada Tuhan)". ( Al Qur'an Surat 5 Al Maidah ayat 27)

Seperti kita ketahui Nabi Adam a.s.  dan keluarganya adalah manusia-manusia pertama.

Altar tertua yang pernah ditemukan ada di Gobekli Tepe di dekat kota Sanliurfa ( kota kelahiran Ibrahim a.s. !) di  Turki Selatan, di perbatasan Suriah di sebuah pegunungan yang menjadi sumber sungai Eufrat dan Tigris, yang diperkirakan dibangun sekitar 11.600 tahun yang lalu ( sekitar 7000 tahun sebelum Piramid di Mesir di bangun).
Dan memang kemudian altar menjadi titik pusat dari hampir semua rumah ibadah yang ada dan pernah ada dari sepanjang sejarah kemanusiaan. Altar ini menjadi sangat berkuasa dan eksesif. Pada puncak eksesnya persembahan berupa manusia, bahkan nabi Ibrahim a.s. sendiri, bapak dari banyak nabi yang datang kemudian, hampir saja melakukannya.  

Hal-hal diataslah yang menjelaskan mengapa rumah ibadah kaum muslim, masjid, tidak seperti rumah ibadah umumnya, tidak beraltar atau tak ada jejak-jejak altar didalamnya. Titik pusat dari masjid adalah pengacuan terhadap Ka'bah di Mekkah berupa apa yang sebut sebagai Kiblat. Dengan demikian paling tidak secara simbolik, bisa dikatakan  semua masjid di dunia ini adalah satu sementara kalau kita membaca kisah-kisah awal Islam, Ka'bah pernah dipenuhi oleh berhala-berhala  menandakan bahwa di Ka'bah pun pernah ada altar karena tidaklah mungkin berhala berhala tersebut diletakan atau digantung di Ka'bah tanpa dilengkapi altar untuk memujanya.

Dilain pihak, dan ini amat menarik,  altar telah terlanjur menjadi dominan dalam ritual- ritual banyak agama di bumi ini.Dengan mempelajari altar kita bisa mendapatkan banyak pengetahuan mengenai sejarah agama agama manusia, bahkan sejarah peradaban manusia sendiri sebenarnya berlangsung di sekitar altar. Arsitektur bisa digali sejarahnya sejauh jauhnya menembus batas batas kemapanan Palladianisme melalui penelitian tentang altar.Kita tak akan bisa sepenuhnya memahami Piramid, Prambanan atau Borobudur sebelum kita bisa menemukan dan mempelajari altar utamanya. 

Demikian juga asal usul kota .  Klaus Schmidt ( 1953-2014) arkeolog dari Lembaga Arkeologi Jerman ( DAI) yang meneliti kuil dan altar mengatakan bahwa :"First came the temple, then the city." ( pertama datang kuil, lalu muncul kota/ dalam setiap kuil pasti ada altarnya)

Selamat Hari Raya Idhul Adha 1435.

Ayat-ayat diatas merupakan terjemahan Al Qur'an oleh  HB Yassin dalam: BACAAN MULIA , terbitan Penerbit Jambatan Jakarta 1991. 
Habil dan Qabil adalah Abel dan Cain dalam Kitab Perjanjian Lama.

Sumber tambahan : 
1. Artikel berjudul: the Birth of Religion oleh Charles C. Mann dan Vincent J. Musi di  National Geographic Juni  2011.
2. http://en.wikipedia.org/wiki/G%C3%B6bekli_Tepe
3." History of Israel"bab IV. oleh Renan.
4. "Corpus Inscriptionum Semiticarum "oleh Renan, bagian 1 hal 154 .
5. http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/04/ritual-pengorbanan-manusia-dan-evolusi-masyarakat-modern
REVOLUSI AGAMA: ALKITAB MENGGANTI ALTAR