Selasa, 09 Juni 2009

PIDATO BARACK OBAMA

"Amerika dan Islam tidak saling menutup diri dan tak perlu bersaing".demikian ucapan Presiden Obama dalam pidatonya di Universitas Kairo di Mesir beberapa waktu yang lalu. Apa makna ucapan itu bagi Muslimin? Tak kurang dari suatu pengakuan yang tegas dan nyata bahwa Islam sangat diperhitungkan di dunia ini. Pengakuan ini sebenarnya sudah lama ada namun dalam bentuk yang sangat negatif dan secara tidak langsung. Sekarang tinggal kita semua umat muslim untuk memberi makna pada posisi yang luar biasa tersebut.
Ada kemungkinan karena pidato Obama inilah kemudian beliau mendapatkan penghargaan Nobel untuk perdamaian 2009.
Pola oleh I el Said dan A. Parman, Courtesy Eva Wilson, Islamic Design, British Museum Pattern Books1992
Pangeran Charles dari Inggris juga berpidato dalam nada yang hampir senada:

Rabu, 27 Mei 2009

ARAB KRISTEN

Majalah National Geographic terbitan Juni 2009 menampilkan cerita tentang Arab Kristen yang kurang diperhatikan oleh kita semua.
Kaum ini merupakan bukti bahwa dalam perjalanan sejarahnya yang lebih dari 14 abad, muslimin tetap memegang teguh azaz kebebasan beragama dan toleransi yang tinggi. Kaum ini menghuni wilayah yang disebut Levant ( Pesisir Timur laut Tengah). Mereka bahkan pernah menjadi kaum yang dominan namun terus mengalami marjinalisasi terutama sejak perang Salib, dimana pada salah satu pase perang, mereka dibunuhi oleh apa yang disebut para Crusader yang notabene juga Kristen bersamaan dengan dibantainya kaum Muslimin. Jumlah mereka kini yang ada disana ditambah yang di Mesir kurang lebih 13 Juta jiwa.

Bagi banyak orang di dunia, termasuk musliminnya sendiri , kehadiran mereka disana, sangat mengherankan karena Arab selalu sinonim dengan Islam. Sebenarnya tidak begitu karena mereka sudah beragama Kristen turun temurun sejak berkembangnya Kristiani disana . Yang menarik lagi dalam artikel di majalah tersebut yang berjudul:" The Forgotten Faithful Arab Christian" yang ditulis oleh Don Belt dan fotografi oleh Ed Kashi, disebutkan bahwa pada saat awal perkembangannya mereka menganggap/ mengira Islam sebagai sekte bid'ah baru lainnya dari agama Kristen ( hal 94). Tak pernah terpikirkan oleh mereka waktu itu bahwa Islam adalah agama tersendiri.
Tentu hal ini masuk diakal, karena Islam juga memuliakan para Nabi Nabi, baik dalam Kitab Perjanjian Lama maupun dalam Kitab Perjanjian Baru.
Buat saat ini, mungkin keberadaan mereka bisa jadi jembatan yang Indah bagi hubungan antara Kristen dan Islam.
2 Jumadil Akhir 1430 H /27 mei 2009

Selasa, 17 Maret 2009

PAKAIAN YANG KITA KENAKAN




Apakah anda pernah memikirkan apa yang akan terjadi bila suatu saat karena semacam suatu bencana, tak cukup ada pakaian di dunia ini untuk kita kenakan?.
Tidak seperti kebutuhan dasar lainnya seperti makanan, manusia dalam sejarahnya tak pernah kekurangan secara serius bahan pakaian untuk dikenakan.
Kita tentu bertanya-tanya, apakah ini cuma keberuntungan abadi atau memang ada semacam campur tangan dari Allah SWT untuk melindungi manusia dari kebugilan?
Walau manusia lahir tanpa pakaian , manusia tak pernah tampil telanjang sesudahnya. Bahkan dalam liang kubur.
Tetapi coba perhatikan surat 7 Al A’raf ayat 26 : Ketika Allah SWT berfirman:
"Hai Bani Adam, Telah kami turunkan pakaian guna menutupi auratmu Dan ( sebagai) perhiasan (bagimu).
Tapi pakaian berupa takwa itu lebih baik.
Demikianlah beberapa diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, supaya mereka ingat selalu.
Juga surat 20 Taha ayat 118 Ketika Allah SWT berfirman kepada Adam a.s. sendiri :
“Bagimu ( cukup persediaan) , sehingga tiada kau kelaparan atau telanjang didalamnya ( surga)”.
Lebih jauh lagi Abdullah Yusuf Ali dalam catatan kaki terjemahan Al Qur’an, menangkap ke rangkapan filsafat ( double philoshopy) dari surat Al A’raf ayat 26 tersebut diatas:
Secara rohani manusia diciptakan dalam keadaan “furada” , polos dan sendiri ( bare and alone) .
Jiwa dalam kesucian yang polos dan dalam keindahannya, tidak mengenal malu sebab tak mengenal salah.
Namun setelah tersentuh oleh rasa bersalah dan dicemari oleh maksiat, pemikiran dan perbuatan jiwa itu berubah menjadi pakaian dan perhiasannya, baik atau buruk, tulus atau pamrih, sesuai dengan niat pada pikiran dan wataknya. Begitu juga dengan tubuh, ia bersih dan indah selama tidak dinodai oleh penyalah gunaan. Seandainya jiwa dan raga seseorang baik, dia akan menjadi lambang kesucian dan keindahan.
Tetapi pakaian dan perhiasan terbaik hanya datang dari ke takwa’an, yang bisa menutupi ketelanjangan dosa dan meriasi kita dengan kebajikan.
Dalam dunia sastra filsafat pakaian juga merupakan tema Carlyle dalam karyanya : “Sartor Resartus”.
20 Rabiul Awal 1430.
terjemahan Al Qur'an dalam bahasa Indonesia : HB Jassin
Gambar: batik yang pada 2 Oktober 2009 lalu di tetapkan UNESCO sebagai Legacy Indonesia buat seluruh umat manusia.