Senin, 15 September 2008

DUA AYAT TERAKHIR SURAT AL BAQARAH




Menurut hadis Bukhari (64:12) Rasulullah pernah bersabda bahwa barang siapa yang berdoa seperti yang diajarkan dalam dua ayat terakhir surat Albaqarah (Q 2: 285-286) maka cukuplah baginya (doa’ nya).
Menurut Maulana Muhammad Ali dalam catatan kaki no 380 terjemahan Al- Qur’an, Doa ini terdiri dari dua susunan yang terdiri masing- masing dari tiga permohonan : Pasangan pertama adalah: permohonan agar dihindari dari hukuman, permohonan agar jangan dibebani oleh dosa, hindari kami dari bencana yang lebih dari kemampuan seseorang untuk menanggungnya.
Sementara set kedua adalah Maafkanlah hambaMu, Anugerahkan hambamu perlindungan/pengampunan.dan Kasihanilah Hambamu.
Kedua pasangan doa ini ternyata saling berhubungan.
26 Juni 2006

Kamis, 11 September 2008

SURAT YASSIN AYAT 36 DAN TEORI SUPER SYMETRI


“Maha Suci ( Tuhan) yang telah menciptakan berpasang-pasangan
Segala sesuatu yang dihasilkan oleh bumi, oleh diri mereka sendiri ,
Dan oleh segala yang tiada mereka ketahui”.
Demikian firman Allah dalam Surat Yassin ayat 36 dan banyak ayat ayat lain yang senada seperti di Surat 13 ayat 3, 35:11, 39:60,22:5, 42:11,43:12,55:52,75:39,78:8,90:8, dan 92:3.

Yang sangat menakjubkan adalah bahwa yang dikatakan berpasang-pasangan tidak saja sesuatu yang mudah dilihat dan dirasakan yang Allah ciptakan untuk kita : siang dan malam, asam dan basa, bumi dan langit, Laki perempuan, Jinn dan Manusia persis seperti termuat dalam paham strukturalisme dalam Antropologi yang menguraikan tentang adanya oposisi binary dalam pemikiran manusia , tetapi lebih jauh menjangkau yang terkecil seperti quark ( bagian proton) dan terbesar seperti alam semesta.    Seperti yang diuraikan oleh pemenang Nobel 1988 di bidang Fisika Leon Lederman di majalah Newsweek edisi 15 September 2008 dalam rangka menyambut mulai beroperasinya Large Hadron Collider ( LHC) di Jenewa Swiss . Sebuah instalasi untuk membenturkan partikel partikel berupa terowongan yang membentuk lingkaran dengan garis tengah 4.3 kilometer dan keliling 27 kilometer yang dibangun dengan biaya sekitar 8 miliar dollar Amerika milik CERN ( Conseil Europeen pour la Recherche Nucleaire/Organisasi untuk penelitian nuklir Eropa)
Terowongan ini dibuat dengan tujuan salah satunya adalah membuktikan kebenaran apa yang disebut teori Supersymetry sebuah teori yang memperkirakan bahwa semua yang ada di alam semesta mempunyai kembaran, symetri atau dalam bahasa awamnya punya pasangan.
Keberadaan pasangan tersebut hanya bisa diungkapkan dengan membenturkan partikel kecil dengan kecepatan sedemikan rupa ( kecepatan yang bisa dibangun dalam jarak 27 kilometer tadi) sehingga bisa memecahkan/membelah partikel tersebut hingga terurai segala komponen benda benda nya hingga yang paling kecil lengkap dengan energy dan bidang energinya yang kemudian direkam dan di analisa untuk mendeteksi segala unsur unsur yang diduga keberadaanya oleh teori supersymetri tadi.
Seperti yang disebutkan tadi pasangan- pasangan tersebut juga mencakup benda benda terkecil yang dikenal ilmu pengetahuan saat ini mulai dari atom proton dan elektron kemudian quark dan lepton lalu neutrinos dan muons lalu ada yang disebut sebagai W dan Z dan seterusnya. Semuanya yang membentuk jagat raya ini begitu kompleksnya tetapi terangkum dalam suatu pemahaman yang sangat sederhana dalam suatu konsep simetri yang dirumuskan dalam teori supersymmetry tadi.
Maha suci Allah yang begitu penyayangnya bagi ummatnya.
gambar: Courtesy Eva Wilson, Islamic Design, British Museum Pattern Books1992

Minggu, 07 September 2008

HARTA KARUN

Bagaimana kita menggambarkan seseorang yang amat kaya dizaman ini? Dengan jumlah mata dagangan yang dia kuasai monopolinya? Dia pegang kunci pasarnya. Cabe? Cengkeh? Mobil? Kertas?  Kayu? Operating system? Mass Media?

Bagaimana Allah menggambarkan seseorang yang amat kaya dizaman Nabi Musa a.s. yang bernama Karun (Korah)?". Kami telah anugerahkan kepadanya perbendaharaan harta sehingga kunci-kuncinya saja berat dipikul sekumpulan orang yang kuat" kata Allah SWT dalam Surat 28 Al Qasas ayat 76.

Sayang sekali, meski telah diperingati oleh kaumnya, dia menyombongkan diri dengan berkata: " Ini semua diberikan kepadaku ,karena pengetahuan yang ada padaku"(Q.28:78).
Sebagian kaumnya silau dengan kekayaanya dengan mengatakan "Wahai ! Sekiranya lah kita mendapat apa yang didapat oleh Karun! Ia sunggguh beruntung sekali!"(Q.28:79).
Namun sebagian kaum yang lebih bijak berkata : " Celakalah kamu! Balasan Allah lebih baik bagi orang yang beriman dan beramal saleh . Tapi itu hanyalah tercapai oleh orang yang sabar"(Q.28:80).
Kemudian Allah membenamkan Karun kedalam tanah dengan tempat kediamannya sekali . Dan tiada seorangpun dari pengikutnya yang dapat menolongnya. Dan tiada ia dapat membela diri(Q.28:81).Semoga kita selalu ingat bahwa apapun yang kita banggakan, hanyalah se izin Allah semata.
25Juli 2003

ROMBONGAN

Rombongan-rombongan orang yang telah divonis dengan adil pada hari akhir, digiring ke pintu jahanam. Dipintu neraka para malaikat penjaga bertanya (dengan keheranan) :" Apakah belum pernah datang kepada kalian rasul-rasul dari kalangan kalian sendiri yang membacakan peringatan dari Tuhanmu tentang pertemuan hari ini"? Penjaga itu keheranan karena sebagai malaikat dia selalu menganggap semua yang di bumi akan berjalan secara ideal. Ada rasul yang dikirim untuk menjelaskan ayat-ayat Allah, maka manusia akan terhindar dari kejadian diatas ( masuk neraka). Mereka tidak pernah menyadari sifat sebagian umat manusia yang suka menyangkal dan tidak berterima kasih atas rahmat Tuhannya. Cerita ini disarikan dari Al Qur'an surat 39 Azzumar ayat 71. Mudah-mudahan kita tidak akan berada dalam rombongan jenis ini. Audzubilahi min Zalik
4 Juli 2003

INSYA ALLAH

Dan janganlah mengatakan tentang sesuatu “ Aku akan melakukannya besok”
Kecuali dengan mengatakan :”Insya Allah” (jika Allah berkenan)......
Kata-kata diatas terkandung dalam Al Qur’an surat 18 Al Kahfi pada ayat 23 dan 24.
Kata Insya Allah yang sering kita ucapkan apabila merencanakan atau menjanjikan sesuatu ,maksudnya adalah memberi tekanan kepada kita untuk membebaskan diri dari rasa takabur dalam ukuran agama.
Kita boleh yakin akan kemampuan kita untuk dapat merealisasikan kehendak maupun janji janji kita yang telah terucapkan.Sesepele apapun. Tetapi kita harus tetap ingat bahwa tetaplah Allah yang mempunyai kata akhir. Kita perlu hidup dan sehat supaya hal tersebut bisa terlaksana, namun kita tahu dua yang terakhir ini berada di tanganNya.
Mudah-mudahanlah kita dikaruniai keinginan dan kemampuan untuk ber rendah hati dihadapan sesama kita apalagi dihadapan Pencipta kita .
11 Juli 2003

AL HAYYUL LAGI AL QAYYUM


Seorang ilmuwan terkenal (Bertrand Russell?) pernah berceramah didepan kelompok awam mengenai tata semesta.
Dia menjelaskan bagaimana bumi beredar mengitari matahari. Kemudian pada gilirannya matahari mengedari pusat kumpulan sejumlah besar bintang yang disebut galaksi.
Pada akhir ceramah ,seorang nenek di barisan belakang berdiri dan berkata,”Apa yang anda uraikan itu omong kosong. Sebenarnya dunia ini piring rata yang terletak diatas punggung kura-kura raksasa”. Ilmuwan tersebut terkejut dengan pernyataan nenek tersebut , namun segera menampakan senyum kemenangan , lalu bertanya:’ “ Lalu kura –kura itu berdiri diatas apa bu?”
Kau sangat cerdik anak muda ,benar benar cerdik,” kata nenek itu. “ "Sampai kebawahpun semuanya kura-kura!”
Itulah anekdot yang dipakai oleh Stephen Hawking untuk memulai bukunya : Riwayat Sang Kala (A Brief History of Time).
Barangkali dengan meminjam anekdot ini kita bisa menambah pemahaman tentang Tauhid.
Sejak zamannya nabi Ibrahim a.s. manusia yang suka merenung tentang eksistensi nya, dirisaukan oleh pemikiran sbb:
Kalau manusia ini dan semesta alam diciptakan oleh satu tuhan . Lalu pada gilirannya siapa pencipta tuhan itu dan seterusnya?. Apakah seperti tumpukan kura-kura yang tak terhingga dalam cerita diatas karena bukankah menurut penalaran kita : there’s nothing come from nothing?
Tapi dengan begitu definisi tuhan menjadi tak terperi (undescribed). Dengan begitu dapatkah kita berfokus dalam mengabdi kepadanya?
Allah s.w.t . memberi jawaban dengan penjelasan mengenai dirinya dalam ayat Kursi (Al Qur’an surat Al Baqarah 255) .
Dia adalah Al Hayyul dan Al Qayum : yang artinya Dia yang hidup dan yang menghidupi . Dalam bahasa inggris diartikan lebih luas lagi : The ever living (Al Hayyul) The Self-subsisting by Whom all subsist (Al Qayyum). Jadi sebagai pencipta Dia selalu hidup dan menghidupi (menciptakan mahluk) Tetapi dia tidak perlu pencipta lagi. Dengan itu tentu kita lebih mudah menangkal kemusrikan yang konon selalu mengancam kita.
Gambar: Cover belakang Al Qur'an yang dicetak oleh pemerintah Arab Saudi.

CIUM TANGAN

Cium tangan adalah budaya sepanjang masa . Dimanapun juga. Matori cium tangan Abdurachman. Habibi cium tangan Suharto Mantu cium tangan mertua. Baron cium tangan baroness.  Itu bisa tulus. Bisa pula sekedar rutinitas. Suatu ketika bertemulah Rasullah SAW dengan seseorang laki-laki yang bertangan sangat kasar dan bagian telapak tangannya terlihat pecah-pecah. Beliau bertanya kepada orang itu apa pekerjaannya. Lelaki itu menjawab: Ya Rasul pekerjaanku sehari-hari adalah memecah batu gunung kemudian mengumpulkannya untuk dijual. Hasilnya untuk menghidupi keluargaku. Lalu Rasulullah S.A.W. memegang tangannya dan menciumnya Seraya mengatakan : Inilah tangan yang diberkati Allah. Tangan dari seseorang yang menafkahi keluarganya Menafkahinya dengan ikhlas. Dengan berkorban Pada saat yang sama juga langsung atau tak langsung turut membangun dunia. Mungkin itulah satu-nya tangan yang pernah dicium Rasul. Mengingat beliau yatim piatu sejak kecil. Kalau melihat sekarang barangkali sangat relevan cerita ini karena betapa banyak orang mendapatkan rezekinya tanpa berkorban sedikitpun. Tanpa memberi sumbangan apapun untuk dunia.

SHALAT YANG KHUSYU

Seorang murid bertanya kepada guru agamanya, atau dilain tempat, salah seorang hadirin dari sebuah ceramah agama mangajukan pertanyaan yang kita tahu telah sering ditanyakan (FAQ) kepada ustad pembicara: bagaimana caranya agar kita bisa melakukan setiap shalat dengan khusyu. Jawabannya tentu seperti biasa. Banyak ke hal hal teknis :Konsentrasi pikiran. Konsentrasi hati . Konsentrasi kepada niat.Persiapan yang baik.Detail detail pelaksanaan shalat yang harus disempurnakan. Jawaban-jawaban ini semua bisa dimengerti, tetapi seperti yang bisa kita lihat, sulit dilaksanakan. Tetapi semuanya lupa bertanya apa arti harafiah dari khusyu itu. Kata itu telah diadopsi sedemikian rupa ke dalam bahasa Indonesia sehingga seolah-olah sudah tidak perlu dicari akar kata nya lagi. Tetapi benarkah kita sudah menangkap arti sebenarnya? Secara kebetulan saya menangkap arti kata sebenarnya langsung dari AlQur’an lewat terjemahan kedalam bahasa Inggris . Arti khusyu adalah Rendah hati atau menundukan hati (humble). Ternyata shalat yang khusyu adalah shalat dengan merendahkan hati tentunya dihadapan Allah. Dengan itu terjawablah pertanyaan seorang penanya tadi. “Alam ya’ni lil-lazina amanu antakhsya(bentuk kata kerja dari kata khusyu)lil zikrillahi wa ma nazala minal haqqi....”,: “Belumkah datang waktunya bagi orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan (tunduk hati) pada kebenaran yang telah diturunkan.....?“ surat 57: Al Hadid, ayat 16. Terjemahan bahasa Inggrisnya oleh Maulana Muhammad Ali adalah: "Has not the time yet come for the believer that they should be humble for the rememberance of Allah and the Truth that is revealed........?" Shalat khusyu jadinya sesuatu yang bisa mudah namun bisa juga sulit dilakukan. Mudah jika kita memang sudah terlatih atau bahkan sudah jadi jalan hidup kita untuk selalu berendah hati. Sebaliknya shalat khusyu bisa menjadi sesuatu yang sulit dilakukan bila rendah hati adalah suatu yang jauh dari kesadaran kita. Jadi semuanya bukan soal konsentrasi atau mengendalikan pikiran kita pada saat kita mengerjakan shalat, yang pada umumnya diakui sangat sulit dilakukan. Rendah hati adalah lawan dari takabur. Soal takabur inilah yang menjadi pelajaran yang diceritakan dari adegan pertama dari AlQur’an. Takabur bisa kita anggap sebagai pelajaran bab pertama (first lesson)dari Al-Qur’an. Ingat pada surat AlBaqarah ayat 33-35 ketika Allah mengumpulkan para malaikat untuk memperkenalkan ciptaanya yang baru yaitu manusia. Diperintahkannya semuannya untuk bersujud kepada manusia. Walaupun sempat protes semua malaikat sujud ke manusia kecuali iblis (jadi iblis sebenarnya malaikat juga). Iblis menolak dengan ketakaburannya. Ia menganggap dirinya lebih baik dari mahluk baru itu. Ia diciptakan dari cahaya api sedang manusia dari debu, mengapa pula dia harus sujud kepada manusia? Dengan ketakaburannya itu dia menolak perintah Tuhannya. Hal itu membangkitkan kutukan abadi Allah baginya. Dari sinilah kita bisa belajar perlunya bersikap selalu rendah hati. Ketakaburan iblis mengakibatkan daya pandangnya tertutup. Tidak bisa melihat sesuatu dengan benar. Sudah dikatakan oleh Allah penciptanya, saat memperkenalkan manusia bahwa dia lebih baik dari kalian(para malaikat itu). Dan ternyata sekarang bisa kita lihat hasil-hasil karya manusia di bumi ini, sementara iblis yang merasa lebih baik,sejauh ini tidak menghasilkan apa-apa. Manusia memang, sebagaimana ciptaan lain, punya kecenderungan untuk tinggi hati. Masalahnya apakah bisa kita memetik “pelajaran bab pertama” diatas dan menghanguskan sifat takabur itu. Kesimpulannya adalah kita tak akan bisa shalat dengan khusyu apabila kerendahan hati tak mendominasi hati kita. Kita bahkan shalat dengan rasa bangga meskipun kita menunjukan ketundukan kita kepada Allah dengan shalat kita. Kita shalat dengan anggapan cukup badan kita saja yang menghadap maha pencipta sementara pikiran dan hati kita boleh ke-mana mana. Kita mencemoohkan orang yang tidak shalat. Kita memandang sebelah mata orang orang yang shalat dengan gerakan-gerakan yang terlalu cepat. Kita diam-diam melecehkan orang yang shalatnya dibaris paling belakang sementara kita ada dibaris pertama karena kita hadir di mesjid di awal-awal. Ada juga yang hanya ingin berada di shaf paling depan meskipun datang belakangan. Sebagaimana syirik, takabur juga bermanifestasi dalam berbagai bentuk dan ukuran. Ada yang sekedar mengganggu, ada yang merusak, tapi ada yang mampu menghancurkan iman kita, seperti dalam kasus pembangkangan iblis tadi. Namun awas,semuanya bagaikan api, yang besar jelas manghanguskan tapi yang kecilpun dalam sekejap bisa menjadi besar. Kalau ketakaburan kita umpamakan sebagai gravitasi bumi yang cenderung membuat manusia jatuh dimata Allah, maka kita secara simbolik memuji sifat burung yang dari waktu kewaktu menentang keberadaan gravitasi dengan sayapnya sehingga dia bisa terbang cepat, tinggi dan jauh. Kita sering mendengar burung terbang ribuan kilometer untuk menghindari musim dingin dan mengejar musim panas. Burung dipakai sebagai lambang banyak negara.Kebalikannya ialah binatang melata yang “menyerah” pada gravitasi. Kecepatannya terbatas, jangkauan tidak begitu jauh, banyak menemui rintangan bahkan gerakannya terbatas dengan segudang halangan di bumi. Binatang melata meskipun tetap ciptaan yang mangagumkan, sering dicemoohkan dan dijadikan lambang kerendahan. Pertanyaannya sekarang, bagaimana kita bisa "khusyu" dengan sesama kalau kita tak bisa khusyu dihadapan Pencipta kita yang Maha Kuasa? Apakah shalat kita memang pencerminan keadaan hati kita sehari-hari?Kapan datangnya ke khusyu-an kita? Lalu kita tetap saja shalat dengan tidak khusyu atau tidak dengan khusyu. Astagfirullah!Masya Allah! Saptono 16 Des 2004.

MENGENAL ALLAH SANG MAHA PENCIPTA


Secara tidak langsung kita bisa mengenali tuhan pencipta kita.
Dari ciptaan-ciptaannya. Langit bumi dan segala sesuatu yang ada didalamnya.
Termasuk diri kita sendiri.
Namun, apakah kita cukup mengenal tuhan pencipta kita secara langsung?
Bagaimana caranya?
Sebenarnya mudah.
Baca saja Al Qur’an berulang-ulang sampai sejauh kita bisa memahaminnya.
Dari firman-firmannya kita sedikit demi sedikit akan mengenaliNya.
Allah juga telah menurunkan ucapan-ucapannya melalui seseorang diantara kita.
Sehingga terbuka lebar kesempatan kita untuk memahami segala ucapannya.
Lebih jauh dalam Al Qur’an Dia telah secara jelas mendeskripsikan Dirinya.
Seperti di surat 1 Al Fatihah ayat 2 ,3 4. Juga surat2 Al Baqarah ayat 255 yang lebih dikenal dengan ayat Kursi. Ada lagi di surat 24 An Nur ayat 35.
Dan insya Allah dengan semangkin mengenalnya, akan meningkat pula kecintaan dan ketaqwaan kita terhadapnya.
1 Agustus 2003

PADA MULANYA KATA-KATA




Pada Mulanya Kata-Kata.
“Cuman omongan” dan “omong kosong”, adalah dua kalimat yang sering kita dengar dan mengukuhkan pandangan bahwa kata-kata cuma benda abstrak yang secara potensial akan memberi kekecewaan atau paling tidak : tidak perlu diharapkan apapun maknanya.
Apakah memang begitu ? Dua kalimat pertama diatas kalau kita hubungi dan telusuri sampai batas-batas logikanya akan menghasilkan kesimpulan yang tidak selesai.
Cuman omongan menyiratkan bahwa kata-kata punya nilai yang dibawah harapan. Tapi omong kosong menyiratkan bahwa kalau omongan tidak kosong, pasti punya arti.
Bagaimana kita menyimpulkan ini?
“Hati- hati kalau bicara” , adalah kalimat lain yang justru menyiratkan bahwa betapa pentingnya kata- kata.
Putusan Hakim; Ikrar; Akad Nikah; Pengakuan; Surat Keputusan; Undang-Undang Dasar; Cerita; Berita, Deklarasi, Proklamasi, Dekrit, itu semuanya toh “cuma” kata-kata, tapi bermula dari kata –kata itu, perubahan terjadi dengan hebatnya . Baik bagi perorangan, pasangan , kelompok,atau negara, bahkan bangsa. Segera maupun lambat laun. Langsung maupun tidak langsung. Akibat berakibat. Berantai hampir tanpa akhir.
Itu baru kata kata yang diucapkan mahluk.
Bagaimana dengan ucapan Sang Khalik? Maha Pencipta?
Bagaimana Dia mula-mula menciptakan langit dan bumi beserta isi-isinya termasuk kita semua? Dalam  Kitab Perjanjian Lama tercatat Allah bersabda: " Jadilah terang", lalu terang itu terjadi.(Kejadian :3 dan 4)
Ternyata hanya kata-kata.
Kun fayakun. Jadilah maka Terjadi”. (Al Qur’an 2:117) juga di 3:46; 3:59; 6:73; 16;40; 19:35; 36:82.
Bagaimana dengan seluruh kata-katanya yang terangkum dalam Al Qur’an itu sendiri?
Masya Allah ! Mudah-mudahan kita dapat merasakan ke maha kuasaanNya dari segala firmannya yang hak.