Minggu, 07 September 2008

PADA MULANYA KATA-KATA




Pada Mulanya Kata-Kata.
“Cuman omongan” dan “omong kosong”, adalah dua kalimat yang sering kita dengar dan mengukuhkan pandangan bahwa kata-kata cuma benda abstrak yang secara potensial akan memberi kekecewaan atau paling tidak : tidak perlu diharapkan apapun maknanya.
Apakah memang begitu ? Dua kalimat pertama diatas kalau kita hubungi dan telusuri sampai batas-batas logikanya akan menghasilkan kesimpulan yang tidak selesai.
Cuman omongan menyiratkan bahwa kata-kata punya nilai yang dibawah harapan. Tapi omong kosong menyiratkan bahwa kalau omongan tidak kosong, pasti punya arti.
Bagaimana kita menyimpulkan ini?
“Hati- hati kalau bicara” , adalah kalimat lain yang justru menyiratkan bahwa betapa pentingnya kata- kata.
Putusan Hakim; Ikrar; Akad Nikah; Pengakuan; Surat Keputusan; Undang-Undang Dasar; Cerita; Berita, Deklarasi, Proklamasi, Dekrit, itu semuanya toh “cuma” kata-kata, tapi bermula dari kata –kata itu, perubahan terjadi dengan hebatnya . Baik bagi perorangan, pasangan , kelompok,atau negara, bahkan bangsa. Segera maupun lambat laun. Langsung maupun tidak langsung. Akibat berakibat. Berantai hampir tanpa akhir.
Itu baru kata kata yang diucapkan mahluk.
Bagaimana dengan ucapan Sang Khalik? Maha Pencipta?
Bagaimana Dia mula-mula menciptakan langit dan bumi beserta isi-isinya termasuk kita semua? Dalam  Kitab Perjanjian Lama tercatat Allah bersabda: " Jadilah terang", lalu terang itu terjadi.(Kejadian :3 dan 4)
Ternyata hanya kata-kata.
Kun fayakun. Jadilah maka Terjadi”. (Al Qur’an 2:117) juga di 3:46; 3:59; 6:73; 16;40; 19:35; 36:82.
Bagaimana dengan seluruh kata-katanya yang terangkum dalam Al Qur’an itu sendiri?
Masya Allah ! Mudah-mudahan kita dapat merasakan ke maha kuasaanNya dari segala firmannya yang hak.

Tidak ada komentar: